“Oleh karena itu, kami mulai memetakan data kemiskinan ekstrem dan intervensi yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata Sugiyono.
Dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem ini, lajjut dia, organisasi perangkat daerah (OPD) saling bersinergi dan masing-masing OPD juga punya tanggung jawab untuk mengarahkan programnya ke wilayah kemiskinan ekstrem.
“Program tahun anggaran 2022 untuk semua OPD semestinya difokuskan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem,” ucapnya.
Sugiyono menyebutkan, sesuai data DTKS Kementerian Sosial, kemiskinan ekstrem di Kabupaten Situbondo, tersebar di 17 kecamatan. Dan Kecamatan Besuki menduduki peringkat tertinggi, yakni mencapai 4.275 jiwa.
Selanjutnya, tertinggi kemiskinan ekstrem di Kecamatan Sumbermalang, sebanyak 3.809 jiwa. Kemudian Kecamatan Arjasa sebanyak 2.927 jiwa, Kecamatan Suboh sebanyak 2.033 jiwa dan Kecamatan Panji sebanyak 1.832 jiwa.
Sugiyono menambahkan, data kemiskinan ekstrem saat ini sedang dilakukan validasi, verifikasi, sesuai dengan data yang diterima dari Bappeda Provinsi Jawa Timur.
Dari data ini nantinya menjadi pedoman untuk menentukan sasaran menuntaskan kemiskinan ekstrem di Situbondo. Untuk menuntaskannya, desain perencanaannya harus berkualitas, harus berbasis data yang akurat agar tepat sasaran,” katanya. (*)